Jam menunjukan pukul delapan pagi, saatnya saya dan mbak Widia rekan saya yang berprofesi sebagai ahli hukum akan mengajar di Kelas 1.
Melalui program
"Kelas Inspirasi", kita diajak secara sukarela menjadi guru SD dalam sehari untuk menginspirasi cita - cita anak - anak melalui cerita tentang profesi kita masing - masing.
Kami kebagian mengajar Kelas 1, 3, 4, 5, dan 6. Nah masalahnya yang sering saya dengar, mengajar kelas 1 itu butuh effort yang super lebih. Mengapa ? Banyak pengamat mengatakan ketika anak - anak di umur 7 tahun berada di sekolah, mereka sebenarnya masih berada di transisi antara bermain dan "belajar".
Mereka tidak segan untuk teriak protes, atau ribut dengan kawan lainnya, bahkan lari mondar mandir di ruangan mengacuhkan sang guru.
Jujur ini adalah pengalaman pertama saya mengajar di depan anak - anak Kelas 1. Ah... saya harus mencari akal!
Pada akhirnya saya mencoba menghadapi mereka dengan senjata andalan yang ada digenggaman saya. Spidol hitam!
"Anak - anaaaakkk! Sekarang lihat kakak menggambarrrr yaaaaa??!!!!"
Teriak saya seakan diguyur keringat dingin segayung. Was - was jika mereka tidak berminat dengan gagasan mengajar saya di papan tulis.
Goresan pertama saya adalah menggambar wujud ikan, sambil mengajak si krucil untuk menebaknya.
"Iniiiii ikaann apaa hayoooo ??" Pancing saya.
"Lumba - lumbaaaaa", "Hiuuuuuuu", "Ikan Cupaaangggg" -_-#
Perlahan - lahan, separuh pengisi kelas kompak untuk maju duduk paling depan. Seolah mereka semua ingin menjadi sutradara untuk menentukan gambar apa yang muncul berikutnya.
"Ommm, gambar ulaarrrr doonggg!" "Gambariin Narutoooo Pakkk!" "Gambar kapal selammmm doongg!!!"
Lega rasanya, proses mengajar di depan Kelas 1 mengalir dengan sukses, bahkan muncul improvisasi - improvisasi baru. Ketika saya menggambar gurita, anak - anak ikut menghitung perlahan - lahan setiap tentakel yang saya gores. "Satuuu.....Duaaaa.....Tigaaaa....Empaaaattt....Limaaaaaa dsb"
Saya menyuruh mereka menyanyikan lagu
Balonku Ada Lima sambil saya mencoba menvisualisasikan objek - objek yang ada di lagu tersebut. "Meletus Balon Hijau...Dooorr", mendadak tampak goresan ledakan di papan tulis, menjadikan jumlah Balon menjadi empat.
60 menit tidak terasa berlalu. Keringat dingin berubah menjadi keringat antusias. Saya tidak hanya mengajar, tetapi sebetulnya juga belajar. Belajar tentang dunia mereka, minat mereka, imajinasi mereka.
Saya seperti mendapatkan gelar juara satu dalam pelajaran mengajar kelas satu! LULUS!
|
Antusias tinggi, sampai naik bangku menjulurkan jari setinggi - tingginya. |
|
Kompak berkumpul di bangku paling depan mengikuti pelajaran berimajinasi. |
|
Menggambar Dunia Laut, tampak rambutan mengambang di air bersama anak rambutan :) |
|
Menjadi Guru Kelas 1 itu tidak mudah kawan :) |