Kikuk dengan Crayon


Mungkin kalau tidak gara - gara diajak menggambar dengan crayon oleh anak saya "Si Acan" yang menginjak usia 3,2 tahun, gambar di atas tidak terwujud.

Sudah lamaaaa sekali rasanya tidak merasakan nikmatnya goresan dan aroma crayon akibat terbuai dengan software canggih di laptop saya.

Memang butuh pemantik untuk memaksa saya melakukan hal lama tersebut.
Si pemantik malah mendemonstrasikan bahwa jangan takut untuk berkarya disaat saya sedang kagok dan penuh kekikukan dalam menggambar lewat crayon.


Si Acan malah bereksperimen mencampur adukan cat air lewat kuas dan tangan dihiasi dengan goresan crayon tak terkendali. 

Warna saling tabrak dan perasaan tidak takut keliru menjadi rahasia keseniannya.

Hasilnya… sebuah penampakan beragam "fireworks" yang bersautan di malam hari. Setidaknya itulah yang diceritakan sang seniman cilik kepada saya.


Logo yang Bikin Kucek - Kucek Mata!


Sudah lama rasanya tidak menyimak tayangan di TVRI. 
Ah iseng - iseng saya mencoba menengoknya dari puluhan opsi channel yang ada di kabel tv langganan saya.

Tontonan tersaji dalam bentuk dialog standard antara pejabat dan host dihiasi para mahasiswa multifungsi, sebagai penonton dan hiasan background agar tampak ramai.


Namun… ada sesuatu yang bikin mata saya harus dikucek - kucek, memastikan bahwa penglihatan ini jelas dan jernih. 

Sesuatu itu adalah tampilan grafis aneh bin ajaib yang ada di pojok kanan atas.
Sebuah simbol hasil transformasi dari logo TVRI yang susah diterka.


Apakah ini kuda laut sedang menggendong burung hantu ?
Jangan - jangan besi karatan dan bersisik yang siap digadai ?
Atau… Jenglot yang sedang melayang? Amit amit!

Jujur, sebagai orang yang pernah bekerja di stasiun TV (Trans TV ehem…) dan pernah juga melakukan tugas yang sama membuat animasi logo di pojok kanan atas…. bagi saya, logo tersebut adalah logo ter-aneh yang pernah on-air dan ditonton jutaan masyarakat.

Saya kira sang kreator belum berhasil mendesain konsep dalam bentuk visual yang menarik.
Mungkin dia sangat berambisi memberikan hal - hal detail dalam logo namun tidak memikirkan bahwa objek tersebut harus bisa fleksibel untuk dibesar kecilkan sesuai proporsi.

Hasil dari logo ini benar - benar bukan menjalin persatuan dan kesatuan sesuai motto TVRI, tapi malah menjalin pertanyaan dan perdebatan.

Seandainya ada Brasso digital, akan saya sikat sekencang - kencangnya…minimal biar kesan karatannya hilang dan tampak kinclong.

- - - - - - - - - -

Updated!

Setelah beberapa hari artikel ini muncul, akhirnya saya mendapatkan penampakan asli dari logo tersebut dari teman di Facebook.

Seperti ini wujudnya...



Saya menghargai ambisi desainer untuk memasukan seluruh elemen tentang Indonesia.
Tetapi... Ah..Sudahlah :)