Tubuh ini telah mendarat di halte bis daerah Piccadilly Gardens Manchester untuk siap - siap sowan ke Old Trafford Stadium. Namun mendadak terhambat oleh perut yang sedang protes kelaparan.
Gerimis melow dan suhu 8 derajat celsius membuat kami segera bergegas memilih tempat restoran secara random, pokoknya makan sambil nganget* (*mencari kehangatan).
Tidak sengaja kita melihat rumah makan dengan nama Rice Faster Food Outlet. Ahhh, rasanya seperti terkena cipratan surga setelah sekian lama bosan memamah menu bule. Nasi aku padamu!
Beberapa pelayan masih sibuk beberes dan ngepel, tampaknya kita menjadi customer pertama pagi itu. Langkah cepat menuju meja kasir untuk memesan sarapan, membungkam teriakan protes dari perut yang sudah mengganggu.
Tiba - tiba lagu Indonesia Raya seakan berkumandang di kepala saya. Penyebabnya adalah tertulisnya menu Indonesian Nasi Goreng yang berada di puncak paling atas daftar menu di dinding restoran. Masuk kategori Recommended Dishes pulak!
Tampaknya salah satu makanan khas Indonesia ini sudah populer di lidah orang Manchester. Buat saya ini semacam kekuatan soft power dalam memperkenalkan citra nusantara di mata dunia. Nasi Goreng telah sukses menjadi duta kita.
Awal yang baik untuk membuat penasaran orang bule tentang bumi pertiwi. Tak kenal maka tak sayang bisa berganti sudah kenal Nasi Goreng jadi ingin kenalan dengan Indonesia.
Hmmmm, jadi kebayang jika suatu hari Pemerintah Indonesia membuat Festival Kuliner di Manchester, lalu kita perkenalkan sajian khas lainnya, semisal Nasi Gila? Siapa tahu orang bule di sana makin menggila cintanya dengan negara kita.
Halusinasiku pun pudar setelah melihat nasi goreng di menu itu seharga 7,45 poundsterling, mewek.
Gerimis melow dan suhu 8 derajat celsius membuat kami segera bergegas memilih tempat restoran secara random, pokoknya makan sambil nganget* (*mencari kehangatan).
Tidak sengaja kita melihat rumah makan dengan nama Rice Faster Food Outlet. Ahhh, rasanya seperti terkena cipratan surga setelah sekian lama bosan memamah menu bule. Nasi aku padamu!
Beberapa pelayan masih sibuk beberes dan ngepel, tampaknya kita menjadi customer pertama pagi itu. Langkah cepat menuju meja kasir untuk memesan sarapan, membungkam teriakan protes dari perut yang sudah mengganggu.
Tiba - tiba lagu Indonesia Raya seakan berkumandang di kepala saya. Penyebabnya adalah tertulisnya menu Indonesian Nasi Goreng yang berada di puncak paling atas daftar menu di dinding restoran. Masuk kategori Recommended Dishes pulak!
Tampaknya salah satu makanan khas Indonesia ini sudah populer di lidah orang Manchester. Buat saya ini semacam kekuatan soft power dalam memperkenalkan citra nusantara di mata dunia. Nasi Goreng telah sukses menjadi duta kita.
Awal yang baik untuk membuat penasaran orang bule tentang bumi pertiwi. Tak kenal maka tak sayang bisa berganti sudah kenal Nasi Goreng jadi ingin kenalan dengan Indonesia.
Hmmmm, jadi kebayang jika suatu hari Pemerintah Indonesia membuat Festival Kuliner di Manchester, lalu kita perkenalkan sajian khas lainnya, semisal Nasi Gila? Siapa tahu orang bule di sana makin menggila cintanya dengan negara kita.
Halusinasiku pun pudar setelah melihat nasi goreng di menu itu seharga 7,45 poundsterling, mewek.
No comments:
Post a Comment